Hal ini disampaikan oleh Muhammad Haryono selaku Deputy Cluster Program Strengthening Indonesian Capacity for Anticipatory Peat Fire Management (SIAP-IFM) di Kabupaten Pelalawan saat menggelar kegiatan simulasi pembuatan sumur AKHLAG di Kelurahan Teluk Meranti Kecamatan Teluk Meranti Kabupaten Pelalawan, Kamis (11/11/2021).

"Karena konsep kita adalah pencegahan, sumur AKHLAG ini tentu sangat efektif," ujar Haryono, Kamis (11/11/2021).

Ia mengatakan pihaknya sudah mencoba setelah sumurnya selesai dibuat, kemudian dilakukan uji coba tembakkan ternyata tidak tekor. Artinya di posisi ini berarti bisa dimanfaatkan oleh masyarakat.

"Selain itu di dekat sumur AKHLAG itu dibuatkan pola penanaman pinang sebagai tanda. Ini juga bagian dari yang bisa dimanfaatkan masyarakat dalam rangka memantau sumur AKHLAG juga akan dapat hasil dari pinang," sebutnya.

Lanjut Haryono, peran KEMITRAAN sendiri adalah lebih kepada suport terhadap inovasi yang dilakukan oleh Kabupaten Pelalawan terutama terkait salah satu Inovasinya yaitu pembuatan sumur AKHLAG.

"Kemarin bukan Agustus 2021 kemitraan telah membantu dalam bentuk TOT bagi kawan-kawan BPBD, Damkar dan Satpol PP dalam rangka pembuatan sumur AKHLAG. Sehingga sumur AKHLAG ini bisa dibuat di tingkat desa. Karena pembuatan sumur AKHLAG itu mudah dan bisa dilakukan oleh masyarakat," sebutnya.

"Kita berharap setiap desa bisa mengalokasikan dana untuk pembuatan sumur AKHLAG. Karena anggaran untuk membuat sumur ini masih dibawah Rpl5 jutaan, artinya masih mampu dilakukan oleh pihak desa," imbuhnya.

Sementara itu Inovator Sumur AKHLAG, Samosir kepada awak media mengatakan pembuatan sumur AKHLAG ini telah dilakukan oleh dirinya sejak tahun 2014 lalu.

"Awalnya hanya pakai pipa paralon. Seiring waktu terus diperbaharui dengan melibatkan tim ahli hingga akhirnya bisa seperti sekarang," jelasnya.

Dikatakan pria berpangkat Ipda ini, saat terjadi karhutla di daerah Teluk Meranti, sangat sulit untuk memadamkan api, apalagi jika sudah menjalar ke mana-mana.

"Sumur AKHLAG ini sebagai antisipasi kebakaran hutan dan lahan gambut. Sumur ini spesial di lahan gambut," jelasnya.

Tujuan dari sumur AKHLAG ini memang untuk antisipasi baik di tingkat desa ataupun di tingkat MPA.

"Antisipasi itu bagaimana agar tidak terjadi kebakaran, bagaimana mengelola air, bagaimana mengelola debit air itu saat musim hujan dan bagaimana debit air pada saat musim kemarau," jelasnya.

Dijelaskan Samosir, perbedaan sumur AKHLAG dengan sumur pada umumnya adalah di lahan gambut itu jika sumurnya terbuka, maka akan terjadi penguapan dan pengendapan pada musim kemarau. Jadi air itu keruh, kemudian tumbuh lumut dan gambut akan naik.

"Kalau sumur AKHLAG ini, dia dibuat seperti ada bunker di dalam tanah gambut itu. Dia seperti di alamnya sendiri. Tak ada tumbuh lumut, tak ada penguapan dan airnya jernih," sebutnya.

Dijelaskan Ipda Samosir, pembuatan Sumur AKHLAG ini memerlukan panjang pipa 1,8 meter dengan lingkar 4 inci dan diberi lubang dengan ukuran tertentu. Selanjutnya pipa tersebut dibenamkan di lahan gambut setelah sebelumnya dilakukan pengeboran dan pembentukan bunker gambut dengan sistem tembak air.

"Untuk mengetahui sumur itu sudah terbentuk bunker, bisa dihitung dengan cara disemprotkan air ke arah Timur selama 4 menit, kemudian Barat, Selatan dan juga Utara. Nantinya akan terbentuk bunker di dalam gambut tersebut," ucapnya.

Camat Teluk Meranti Zakirman menyambut baik wilayahnya dijadikan percontohan pembangunan sumur AKHLAG. Ia mengatakan semua lahan yang ada di Teluk Meranti ini gambut, dan tiap tahun selalu ada kebakaran. Padahal tim sudah memberikan peringatan untuk pencegahan Karhutla.

"Diharapkan dengan adanya sumur AKHLAG di setiap desa mampu memberi ketersediaan air saat musim kemarau sehingga bisa dimanfaatkan untuk pencegahan Karhutla. Kami sudah meminta semua desa menganggarkan pembuatan sumur ini," pungkasnya.